Wednesday, May 19, 2010

Tugas 1: Paper Aspek Keperilakuan dalam Anggaran 2010

Buatlah paper dengan topik “Aspek Keperilakuan dalam Anggaran”
Judul silakan tentukan sendiri, yang penting sesuai topik
Referensi minimal 3 sumber
Dikumpulkan melalui elearning blog di: www.apbehavioralaccounting.blogspot.com sebagai comment. Apabila tidak memungkinkan dikumpulkan sebagai comment (karena jumlah halaman untuk comment dibatasi), silakan tulis saja judulnya dan nama Anda sebagai comment, sedangkan full paper Saudara kumpulkan melalui agung.praptapa@gmail.com.
Diposting paling lambat hari Selasa tanggal 25 Mei 2010.
Agar lebih serius dalam menulis paper, gunakan teknik penulisan ilmiah yang baik dan benar. Paper ini Saudara sharingkan dalam kelas pada perkuliahan berikutnya.

AP

Friday, April 16, 2010

The Effect of Governance on Credit Decisions and Perceptions of Reporting Reliability

Sumber artikel:
Webb, Lori Holder and Divesh S. Sharma,. 2010. The Effect of Governance on Credit Decisions and Perceptions of Reporting Reliability. Behavioral Research in Accounting. Vo;.22 No.1 pp.1-20.
Reviews:
Webb dan Sharma (2010) meneliti bagaimana keputusan pemberian kredit dipengaruhi oleh kualitas pelaporan dan kekuatan badan pengatur. Penelitian yang menggunakan metode eksperimen ini dilakukan terhadap 62 pemberi kredit professional dari Singapore. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberi kredit sensitive terhadap kondisi keuangan dan kepercayaan terhadap pelaporan keuangan. Pemberi kredit juga sensitive terhadap kekuatan badan pengatur (board strength), namun penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa hal ini hanya bila perusahaan yang diberi pinjaman berkinerja tinggi. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap pelaporan keuangan tidak dipengaruhi oleh kekuatan badan pengatur maupun kondisi keuangan dari perusahaan yang mengajukan kredit.
Untuk memperjelas hasil penelitian Webb dan Sharma (2010) tersebut akan saya beri ulasan (review) yang tentunya mengacu pada artikel yang dimuat di Behavioral Research In Accounting tersebut (Volume 22, No,1, 2010).
Penelitian tersebut menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemberi kredit dipengaruhi oleh kekuatan badan pengatur seperti asosiasi, badan pengatur yang dibentuk oleh pemerintah, dan ikatan profesi.
2. Pemberi kredit peka terhadap kondisi keuangan dari perusahaan yang mengajukan kredit. Artinya bila kondisi keuangan tidak menunjukkan kinerja yang baik, pemberi kredit akan sangat berhati-hati atau bahkan menolak pengajuan kredit tersebut.
3. Pemberi kredit sensitive terhadap persepsi tentang kepercayaan terhadap pelaporan keuangan. Artinya, bila tingkat kepercayaan terhadap pelaporan keuangan tinggi maka pemberi kredit akan semakin yakin bahwa pemberian kredit dapat mengacu kepada informasi dalam pelaporan keuangan. Namun sebaliknya, apabila tingkat kepercayaan terhadap pelaporan keuangan rendah maka pelaporan keuangan tersebut tidak akan dijadikan sumber informasi dalam pemberian kredit tersebut. Disini nampaknya peran laporan keuangan yang diaudit oleh Akuntan Publik yang dipercaya menjadi penting. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP yang bereputasi tinggi akan meningkatkan tingkat kepercayaan terhadap pelaporan keuangan. Disini saya melihat ada kesempatan untuk meneliti lebih jauh apakah audited financial report akan mempengaruhi tingkat kepercayaan dari pengguna laporan keuangan.
4. Pemberi kredit akan dipengaruhi oleh kekuatan badan pengatur hanya apabila perusahaan yang mangajukan kredit berkinerja baik. Disini dapat disimpulkan bahwa bila perusahaan tidak berkinerja baik, pemberi kredit akan mengambil keputusan tanpa melihat bagaimana kekuatan badan pengatur. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pemberian kredit di Singapore sangat independen. Keberadaan badan pengatur diperhatikan bila kondisi keuangan perusahaan yang mengajukan kredit baik. Jadi pemberi kredit akan menyaring terlebih dahulu sebelum mengacu kepada badan pengatur.
5. Kepercayaan terhadap pelaporan keuangan tidak dipengaruhi oleh kekuatan badan pengatur. Ini sekali lagi menunjukkan bahwa kekuatan badan pengatur tidak dapat mengintervensi tingkat kepercayaan pemberi kredit terhadap laporan keuangan.
6. Kondisi keuangan dari perusahaan yang mengajukan kredit tidak mempengaruhi kepercayaan pemberi kredit terhadap pelaporan keuangan. Disini menunjukkan bahwa seperti apapun kondisi keuangan dari perusahaan yang mengajukan kredit tidak akan mempengaruhi kepercayaan terhadap laporan keuangan tersebut. Jadi disini bukan berarti kalau kondisi keuangannya baik kemudian lebih dipercaya dari pada yang kondisi keuangannya tidak baik, maupun sebaliknya.

*AP*

Tuesday, April 7, 2009

Tugas 6: Paper Aspek Keperilakuan dalam Budgeting

Buatlah paper dengan topik “Aspek Keperilakuan dalam Anggaran”
Judul silakan tentukan sendiri, yang penting sesuai topik
Referensi minimal 3 sumber
Dikumpulkan melalui elearning blog di: www.apbehavioralaccounting.blogspot.com
Diposting paling lambat hari Selasa tanggal 14 April 2009
Agar lebih serius dalam menulis paper, gunakan teknik penulisan ilmiah yang baik dan benar

Slide Aspek Keperilakuan dalam Penganggaran

CHP 8 Profit Planning Budgeting CHP 8 Profit Planning Budgeting praptapa Slide Materi Kuliah, Topik: Aspek keperilakuan dalam budgeting

Saturday, April 4, 2009

Tuesday, March 31, 2009

Tugas 5: S1 Akt April 2009

Buatlah paper dengan topik "membangun perilaku positif bagi karyawan, sebagai pusat pertanggungjawaban maupun sebagai bagian dari pusat pertanggungjawaban". Paper antara 2 sampai 5 halaman. Di post disini sebagai comment paling lambat satu hari sebelum kuliah minggu depan. Jangan lupa teknik penulisan yang baik. Selalu memberikan referensi yang jelas, terutama saat Anda mengacu (referring) maupun mengutip (quoting).
Judul tiidak dibatasi selama masih dalam area topik yang telah disepakati.
Nikmati proses ini dan jaga semangat Anda untuk terus maju. Sukses!

Agung P

Sunday, March 29, 2009

KONSEP AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Ringkasan 2
KONSEP AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Akuntansi Keperilakuan dibangun dari berbagai konsep yang terutama dari penelitian-penelitian di bidang ilmu keperilakuan (behavioral science). Penelitian dibidang ilmu keperilakuan ini memiliki dua kriteria, yang pertama adalah berkaitan dengan perilaku manusia, dan yang ke dua adalah dilakukan secara ilmiah (scientific manner). Jadi konsep akuntansi keperilakukan dibagun dari penelitian ilmiah yang berkaitan langsung dengan perilaku manusia. Akuntansi keperilakuan memfokuskan pada hubungan antara manusia dengan sistem akuntansi.
Ilmu keperilakuan itu sendiri didukung oleh 3 kontributor utama, yaitu ilmu psikologi, sosiologi, dan psikologi sosial. Ilmu psikologi berfokus pada perilaku individu, sedangkan ilmu sosiologi dan psikologi sosial berfokus pada perilaku kelompok dan sosial.

Pengaruh Organisasi pada Perilaku
Perilaku orang yang ada didalam suatu organisasi akan dipengaruhi oleh ukuran dan struktur organisasi, filosofi dan gaya kepemimpinan, hubungan pertanggungjawaban dan otoritas, hubungan status, dan norma kelompok.

Teori Peran
Karena akuntansi keperilakuan membahas bagaimana akuntanasi dan perilaku manusia didalam suatu organisasi saling mempengaruhi, maka interaksi antara orang-orang yang ada dalam suatu organisasi menjadi bagian penting didialam mempelajari bagaimana akuntansi dan perilaku manusia saling mempengaruhi. Teori yang mendukung hal tersebut adalah teori peran (role theory). Teori peran membahas bagaimana orang memposisikan dirinya dan bagaimana tindakan yang dipilih saat melakukan interaksi dengan orang lain dalam suatu organisasi. Teori peran merupakan interaksi antara peran sosial (social role), norma (norms), dan identitas (identity) atas orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi.
Peran sosial adalah kaitan dari hak, tugas dan tanggungjawab, dan perilaku yang tepat dari orang-orang yang memiliki posisi tertentu dalam konteks sosial. Norma adalah perilaku yang dianggap tepat dan diharapkan dalam suatu peran tertentu. Sedangkan identitas adalah berkaitan dengan bagaimana seseorang menetapkan siapa dirinya dan bagaimana ia akan bertindak pada suatu situasi tertentu.

Struktur Sosial
Karena cakupannya yang meliputi akuntansi, perilaku manusia, organisasi, dan masyarakat, maka akuntansi keperilakuan tidak dapat dipisahkan dari struktur sosial. Struktur Sosial adalah suatu pola hubungan antara berbagai subsistem sosial and individu yang menjalankan perannya di masyarakat, organisasi sosial, ataupun kelompok sosial.
Struktur sosial dilandasi suatu asumsi bahwa orang memiliki kecenderungan untuk melakukan sustu perbuatan yang terpola yang sering dilakukan berualang-kali. Tidak ada orang yang dapat hidup terisolasi sendiri, tetapi mereka pasti akan berinteraksi dengan orang lain. Manusia mau tidak mau harus menjadi magian dari masyarakat. Masyarakat (society) dapat didefinisikan sebagai jumlah total dari hubungan antar manusia (the sum of total human relationships).
Struktur sosial akan selalu berkaitan dengan sistem maupun sub sistem yang ada di masyarakat. Sistem itu sendiri dapat didefinisikan sebagai konfigurasi dari bagian-bagian yang saling berkaitan dan dan saling membutuhkan.

Kultur
Kultur (culture) adalah cara hidup dari suatu masyarakat (the way of life of a society). Kultur merupakan pertautan antara sistem kepercayaan yang umum ada (common belief systems), cara ataupun kebiasaan yang dianggap tepat atas suatu perbuatan ataupun pemikiran (appropriate or expected modes of behavior or thinking), kumpulan dari pengetahuan teknis (the store of technical knowledge) dan cara-cara yang sudah dianggap benar dalam melakukan sesuatu (established way of doing things).
Berkaitan dengan hal tersebut maka sistem akuntansi akan memberikan pengaruh yang berbeda pada kultur yang berbeda. Sebaliknya, kultur yang berbeda akan mempengaruhi sistem akuntansi dengan cara dan intensitas yang berbeda pula.

Purwokerto, 4 Maret 2009.
Agung Praptapa.